Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Philos (Cinta) dan Sophia (Kebijaksanaan) bahasa Yunani yang menjadi asal muasal kata dari filosofi. Filosofi berarti cinta akan kebijaksanaan. Dari sini lahsebuah filosofi dikatakan sebagai ilmu yang menjadi dasar dari seluruh ilmu yang menjadi panutan manusia.

Ki Hajar Dewantara  adalah Bapak Pendidikan Nasional. Hal itu karena beliau merupakan seorang tokoh yangtanpa jasa memerdekaan Indonesia. Pengabdian yang ia berikan begitu besar terhadap bangsanya. Tanggal lahir Ki Hajar Dewantara menjadi Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewanata berasal dari keluarga Keraton Yogyakarta. Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 meninggal diusia 69 tahun di Yogyakarta, 26 April 1959.

Beliau merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia saat zaman penjajahan Belanda. Ki Hajar Dewantara menunjukan perubahan sikapnya dalam melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan negara. Bgai Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu, nama Ki Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan.

Menurut Ki Hajar Dewantara , Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. adapun tujuannya adalah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai  manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keslamatan dan kebahagian setinggi-tingginya. Dengan berbagai ide yang dimiliki dari Ki Hajar Dewantara ada satu konsep yang terlupakan. Ki Hajar pernah melontarkan konsep belajar 3 dinding. Kalau kita mengingat masa lalu ketika masih di bangku sekolah, bentuk ruang kelas kita rata-rata adalah persegi empat. Nah, Ki Hajar menyarankan ruang kelas itu hanya di bangun 3 sisi dinding saja. Ada satu sisi yang terbuka. Konsep ini bukan main-main filosofinya. Dengan ada satu dinding yang terbuka, maka seolah hendak menegaskan tidak ada batas atau jarak antara di dalam kelas dengan realita diluar kelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILSAFAT PENDIDIKAN

Filsafat Pendidikan